Pameran daring baru berjudul Tetangga: manusia, tempat, dan benda melintasi batas akan berbagi kisah tentang sejarah Australia dan Indonesia. Lebih dari delapan puluh orang dari Indonesia dan Australia berkontribusi dalam pengembangan pameran ini, termasuk kurator, sejarawan, akademisi, fotografer, desainer, dan lainnya.
Pameran ini adalah bagian dari tantangan untuk memahami warisan kolonialisme. Dengan menawarkan cara baru untuk memahami pentingnya benda-benda dalam koleksi museum, kurator museum di Australia dan Indonesia bersama-sama meninjau ulang interpretasi benda-benda museum dengan cara yang kreatif. Banyak benda dan cerita dalam pameran ini juga menggambarkan hubungan historis dan kontemporer, serta aliran manusia, gagasan, dan benda antara Australia dan Indonesia.
Pameran daring ini dikembangkan sebagai bagian dari Australia-Indonesia Museums (AIM) Project yang didanai bersama oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) melalui Australia-Indonesia Institute (AII) dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. Kegiatan ini dipimpin oleh Program Studi Warisan Budaya dan Museum Deakin University bekerja sama dengan Museum Nasional Indonesia, Museum Australia Barat (WAM), Southeast Asia Museum Services (SEAMS), dan empat belas museum mitra di seluruh Indonesia.
Pada peluncuran daring pameran ini pada 17 Juni 2022, Associate Professor Steven Cooke dari Deakin University mengatakan:
"Museum adalah tempat penyimpanan memori kolektif kita, tempat di mana kisah tentang masa lalu, kini, dan masa depan diceritakan. Tradisionalnya, pameran dikembangkan dengan kerangka acuan nasional, namun pendekatan terbaru mengeksplorasi koneksi antar-negara dari manusia, benda, dan gagasan. Melalui proses kurasi bersama dengan para kurator, kegiatan ini mengembangkan pendekatan baru untuk memahami bagaimana sejarah ini dikumpulkan, ditampilkan, dan diinterpretasikan di museum Australia dan Indonesia. Hasil kolaborasi ini disajikan dalam pameran daring ini."
Dr. Hilmar Farid, Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek, menyatakan:
“Kegiatan ini telah memperkuat dan memperluas pemahaman antara komunitas kita, mempromosikan konsultasi dan koordinasi lintas sektor untuk memperkaya pengetahuan tentang budaya Indonesia dan Australia melalui berbagai media, serta mendorong pertukaran seni dan budaya antar institusi terkait. Dalam jangka panjang, saya yakin kegiatan ini akan memperkuat kerja sama budaya antara Indonesia dan Australia, khususnya di bidang permuseuman."
Alec Coles, CEO/Direktur Eksekutif Museum Australia Barat, menyatakan:
"Galeri Connections di Museum WA Boola Bardip menampilkan sejumlah cerita dan benda yang menghubungkan Australia dengan Asia Tenggara. Diharapkan kolaborasi dengan rekan-rekan Indonesia akan memberikan interpretasi lebih lanjut tentang warisan bersama dari koleksi kami."
Kunjungi Pameran Tetangga di www.tetanggaexhibition.com
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi situs web kegiatan www.aim-project.org atau hubungi:
Associate Professor Steve Cooke (Steven.cooke@deakin.edu.au)
Darmawati, Divisi Hubungan Masyarakat, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (darmawati@kemdikbud.go.id)
AIM Project didanai oleh hibah dari Australia-Indonesia Institute (AII) di bawah Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
Kami mengundang Anda untuk membagikan cerita ini di Twitter, Facebook, atau Instagram menggunakan tagar berikut:
@budayasaya
@dfat
@DubesAustralia
@AusIndoInstitute
@deakinartsed
@wamuseum
@seamuseumservices
Comments