Proyek Museum Australia-Indonesia (AIM Project) resmi diluncurkan pada Kamis, 27 Mei 2021 melalui acara daring.
Acara peluncuran ini dihadiri oleh dua puluh dua (22) peserta yang mewakili dua belas (12) museum dari delapan (8) provinsi di Indonesia, serta sepuluh (10) kurator dari Western Australian Museum (WAM). Para kurator ini akan bekerja sama untuk mengembangkan pendekatan kolaboratif dalam meneliti dan menginterpretasikan objek serta koleksi museum yang signifikan dari kedua negara, dan akan mengkurasi bersama sebuah pameran daring yang akan diluncurkan pada 2022.
Implementasi proyek ini akan menjadi upaya kolaboratif, yang dipimpin oleh Cultural Heritage Asia-Pacific Group dari Deakin University bekerja sama dengan Museum Nasional Indonesia, Western Australian Museum (WAM), Southeast Asia Museum Services (SEAMS), serta peserta dari berbagai wilayah di Indonesia. AIM Project ini terwujud berkat pendanaan hibah dari Australia-Indonesia Institute (AII) di bawah Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Australia, dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
Pada peluncuran AIM Project, Associate Professor Steve Cooke dari Deakin University mengatakan:
“Museum adalah gudang memori kolektif kita, tempat di mana kisah tentang masa lalu, masa kini, dan masa depan diceritakan. Tradisionalnya, pameran dikembangkan dengan kerangka nasional, tetapi pendekatan terbaru mengeksplorasi koneksi transnasional antara manusia, objek, dan gagasan. Melalui proses kurasi bersama dengan para kurator, proyek ini akan mengembangkan pendekatan baru untuk memahami bagaimana sejarah ini dikumpulkan, ditampilkan, dan diinterpretasikan di museum Australia dan Indonesia.”
Dr. Hilmar Farid, Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek, menyampaikan:
“Kami berharap proyek ini akan memperkuat dan memperluas pemahaman antara komunitas kita, mendorong konsultasi lintas sektor dan koordinasi untuk meningkatkan pengetahuan tentang budaya Indonesia dan Australia melalui berbagai media, serta mendorong pertukaran seni dan budaya antar lembaga terkait. Dalam jangka panjang, saya yakin proyek ini akan memperkuat kerja sama budaya Indonesia dan Australia, khususnya di bidang permuseuman.”
Dalam sambutan pembukaannya, Allaster Cox, Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia, DFAT, menyatakan:
“AIM Project ini adalah konsep inovatif yang akan membantu membangun koneksi antar museum di Australia dan Indonesia serta pengetahuan tentang praktik museum baru dan berkembang. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua mitra dan pendukung yang telah memungkinkan proyek ini, terutama Kemendikbudristek Indonesia, Australia-Indonesia Institute (AII) yang memiliki peran kuat dalam mendukung Proyek ini dan lainnya, serta semua peserta dari seluruh Indonesia yang akan mengikuti pelatihan dan pengembangan pameran.”
Diana Jones, CEO/Direktur Eksekutif Koleksi dan Riset WA Museum Boola Bardip, menjelaskan:
“Galeri Connections di WA Museum Boola Bardip menampilkan sejumlah cerita dan benda yang menghubungkan Australia dengan Asia Tenggara. Diharapkan kolaborasi dengan rekan-rekan Indonesia akan memberikan interpretasi lebih lanjut tentang warisan bersama dari koleksi kami.”
Rekaman acara peluncuran dapat diakses melalui YouTube.
Comments